Pages

Rabu, 06 Maret 2013

KISAH TAULADAN

KISAH SEORANG BUTA DARI ARAB 

 

Suatu ketika Nabi Muhammad SAW, sedang berbincang di sekitar Ka'bah bersama dengan bangsawan musyrik Quraisy di Makkah. Keberadaan Nabi  disana dalam rangka menjelaskan ajaran Islam kepada mereka. Rasulullah SAW berharap dengan masuk Islamnya pada pembesar Quraisy itu dakwah Islam makin tersebar luas. Tiba-tiba seorang laki-laki buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum menerobos masuk perbincangan itu seraya berseru. "Wahai Rasulullah, ajarkan padaku apa-apa yang diajarkan Tuhanmu kepadamu." Karena matanya yang buta, Abdullah tidak mengetahui keadaan Rasulullah yang sedang serius berdakwah. Kedatangannya yang tiba-tiba dan disertai suara Abdullah yang lantang sangat mengganggu Rasulullah. Rona wajah Rasulullah seketika itu menjadi kusut dan kening beliau tampak berkerut.
Akibat ulah Abdullah, Rasulullah berusaha tetap konsentrasi menghadapi para pembesar itu dan tidak menghiraukan ucapan si buta. Abdullah yang terus menerus mendesak Rasulullah agar mengajarinya tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya membuat Rasulullah pun semakin terlihat tidak senang dengan sikap Abdullah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam Ditegur Allah karenanya saat itu pula Allah SWT menegur sikap Rasulullah , dalam firmannya, "Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan diri (dari dosa) atau (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat baginya? Adapun orang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada celaan atasmu bila dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun yang datang kepadamu dengan tergesa-gesa karna ia takut kepada Allah, maka engkau mengabaikannya. Jangan berbuat demikian sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan adalah suatu peringatan. Maka siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya". (Q.S. Abasa: 112). Sejak itu, apabila Rasulullah berjumpa dengan Abdullah Bin Ummi Maktum, beliau selalu mengucap salam dan berkata,"Ahlan biman atabany fihi rabbi" "Selamat datang wahai Saudara yang menyebabkan aku ditegur Tuhanku."Ucapan salam itu adalah ucapan istimewa sebagai penghormatan dan rasa cinta Rasulullah kepada sahabatnya yang buta itu. Demikian pula ketika hendak berpisah dengannya, Rasulullah selalu bertanya, "Apakah yang engkau inginkan? Adakah sesuatu yang engkau kehendaki?
Meski buta, Abdullah Bin Ummi Maktum bukanlah orang yang lemah. Ia mendapatkan kepercayaan dari rasulullah untuk menjaga Madinah ketika beliau bersama sahabatnya yang lain sedang berjihad dalam perang badar. Sebuah kepercayaan yang tidak diberikan kepada sembarang orang. Tugas ini bukanlah hal yang mudah. Menjaga kota pusat dakwah Islam dari serangan orang kafir Madinah sekaligus dari grombolan orang munafik di Madinah bukanlah tugas yang ringan.

Pada waktu jihad dalam Perang Qadisiyah. "Serahkan panji jihad padaku karena aku adalah orang buta yang tidak dapat melarikan diri dari pertempuran! Tempatkanlah aku diantara mujahidin dan pasukan musuh!" Ujar Abdullah Bin Ummi Maktum gagah berani. Pembawa panji adalah tugas yang tidak ringan karena ia bertugas mengawal simbol kekuatan para mujahidin di medan perang adalah Abdullah Bin Ummi Maktum merupakan orang buta pertama yang turut berjihad dalam sejarah peperangan menegakkan Islam di muka bumi.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Is so good the articel

Posting Komentar

Terimakasih, Alhamdulillah jazaa kumullahu khoiro, atas komentarnya :)