KISAH SEORANG BUTA DARI ARAB
Suatu ketika Nabi Muhammad SAW, sedang
berbincang di sekitar Ka'bah bersama dengan bangsawan musyrik Quraisy di
Makkah. Keberadaan Nabi disana dalam rangka menjelaskan ajaran Islam
kepada mereka. Rasulullah SAW berharap dengan
masuk Islamnya pada pembesar Quraisy itu dakwah Islam makin tersebar
luas. Tiba-tiba seorang laki-laki buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum
menerobos masuk perbincangan itu seraya berseru. "Wahai Rasulullah,
ajarkan padaku apa-apa yang diajarkan Tuhanmu kepadamu." Karena matanya
yang buta, Abdullah tidak mengetahui keadaan Rasulullah yang sedang
serius berdakwah. Kedatangannya yang tiba-tiba dan disertai suara
Abdullah yang lantang sangat mengganggu Rasulullah. Rona wajah
Rasulullah seketika itu menjadi kusut dan kening beliau
tampak berkerut.
Akibat ulah Abdullah, Rasulullah berusaha tetap konsentrasi
menghadapi para pembesar itu dan tidak menghiraukan ucapan si buta.
Abdullah yang terus menerus mendesak Rasulullah agar mengajarinya tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya
membuat Rasulullah pun semakin terlihat
tidak senang dengan sikap Abdullah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam Ditegur Allah karenanya saat itu pula Allah SWT menegur sikap Rasulullah , dalam firmannya, "Dia (Muhammad) bermuka
masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah
kamu barangkali ia ingin membersihkan diri (dari dosa) atau (ingin)
mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat baginya?
Adapun orang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal
tidak ada celaan atasmu bila dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan
adapun yang datang kepadamu dengan tergesa-gesa karna ia takut kepada Allah, maka engkau mengabaikannya. Jangan berbuat demikian sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan
adalah suatu peringatan. Maka siapa yang menghendaki, tentulah ia
memperhatikannya". (Q.S. Abasa: 112). Sejak itu, apabila Rasulullah berjumpa
dengan Abdullah Bin Ummi Maktum, beliau selalu mengucap salam dan
berkata,"Ahlan biman atabany fihi rabbi" "Selamat datang wahai Saudara
yang menyebabkan aku ditegur Tuhanku."Ucapan salam itu adalah ucapan
istimewa sebagai penghormatan dan rasa cinta Rasulullah kepada sahabatnya yang buta itu. Demikian pula ketika
hendak berpisah dengannya, Rasulullah selalu bertanya, "Apakah yang
engkau inginkan? Adakah sesuatu yang engkau kehendaki?
Meski buta, Abdullah Bin Ummi Maktum bukanlah orang yang lemah. Ia
mendapatkan kepercayaan dari rasulullah
untuk menjaga Madinah ketika beliau bersama sahabatnya yang lain sedang
berjihad dalam perang badar. Sebuah kepercayaan yang tidak diberikan
kepada sembarang orang. Tugas ini bukanlah hal yang mudah. Menjaga kota
pusat dakwah Islam dari serangan orang kafir Madinah sekaligus dari grombolan orang munafik di Madinah bukanlah tugas yang ringan.
Pada waktu jihad dalam Perang Qadisiyah. "Serahkan panji jihad padaku
karena aku adalah orang buta yang tidak dapat melarikan diri dari
pertempuran! Tempatkanlah aku diantara mujahidin dan pasukan musuh!"
Ujar Abdullah Bin Ummi Maktum gagah berani. Pembawa panji adalah tugas
yang tidak ringan karena ia bertugas mengawal simbol kekuatan para
mujahidin di medan perang adalah Abdullah Bin Ummi Maktum merupakan orang
buta pertama yang turut berjihad dalam sejarah peperangan menegakkan
Islam di muka bumi.
1 komentar:
Is so good the articel
Posting Komentar
Terimakasih, Alhamdulillah jazaa kumullahu khoiro, atas komentarnya :)